Tuntunan cara mendidik anak yang baik secara Islami - Pengajian Ahad Pagi 14 Agustus 2016 di Halaman PDM Jember oleh Ust. Ajuslan Direktur Griya Tahfidz Probolinggo |
Tidak berlebihan jika ust. Ajuslan berbicara seputar pendidikan karakter anak karena beliau kesehariannya merupakan praktisi yang berkecimpung secara langsung dalam pendidikan berbasis qur'an. Ustadz Ajuslan merupakan Direktur Griya Tahfidz Probolinggo sekaligus penulis buku tehnik menghafal qur'an dengan mudah.
Pria asli Flores tahun 1981 silam yang juga selaku sekretaris Majelis Tabligh PDM Kab. Probolinggo tersebut telah menghasilkan beberapa hafidz cilik yang dibina melalui Griya Tahfidz maupun SD Muhammadiyah Kraksaan Probolinggo. Hingga kini Ia telah diundang ke berbagai daerah untuk melakukan pelatihan bagi guru, murid bahkan wali siswa seputar pendidikan qur'an.
Cara mendidik anak yang baik secara islami
Menurut ustadz Ajuslan dalam taushiyahnya, anak usia sekolah saat ini terlalu terbebani dengan berbagai tugas yang diberikan oleh guru. Padahal usia tersebut seharusnya masih merupakan fase bermain sekaligus belajar. Beban tersebut pada akhirnya justru kurang baik untuk masa depan anak.
Oleh karena itu, menurutnya, Islam sebenarnya memiliki metode, kurikulum atau cara mendidik (tarbiyah) anak sesuai dengan fase usianya. Mendidik anak secara islami dan berdasar pada Qur'an-lah merupakan metode terbaik yang bermanfaat untuk keselamatan dan masa depan anak dalam menjalani hidup dunia dan akhirat.
Berikut cara mendidik anak yang baik secara islami menurut ustadz Ajuslan, antara lain:
1. Tarbiyah Aqidah
Sebagaimana dicontohkan dalam QS. Lukman: 13, anak harus mengenal siapa Tuhannya dan harus diajarkan bahwasannya Allah SwT merupakan satu-satunya Dzat yang layak dan sepatutnya disembah.
2. Tarbiyah Ibadah
Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud tersebut telah jelas bahwasannya orang tua hendaknya menyuruh anaknya sholat ketika telah berumur tujuh tahun dan memukulnya ketika mereka meninggalkan sholat saat usia sepuluh tahun.
3. Tarbiyah Akhlak
Pendidikan akhlak lebih berorientasi pada teladan yang diberikan orang tua pada anaknya. Seorang anak akan merekam bagaimana aktivitas seorang ayah ibunya dalam kesehariannya. Maka hendaklah orang tua memberikan pengajaran keteladanan yang baik dan keadaban yang dianjurkan oleh agama.
4. Tarbiyah Jasadiyah
Pendidikan yang melibatkan aktivitas fisik sangat penting bagi seorang anak. Bahkan Khalifah Umar Khattab menganjurkan :
عَÙ„ِّÙ…ُوا
Ø£َÙˆْلاَدَÙƒُÙ… السِّبَاØَØ©َ ÙˆَالرِّÙ…َايَØ©َ
ÙˆَرُÙƒُÙˆْبَ الخَÙŠْÙ„ِ
"Ajarilah anak-anakmu berenang, memanah dan naik kuda"
5. Tarbiyah Mihariyah & Iqtishadiyah
Pendidikan Mihariyah (skill) atau keahlian serta Iqtishadiyah yaitu berarti kecerdasan finansial sangat penting diajarkan pada anak sedini mungkin. Hal ini untuk mendidik anak agar kelak mereka menjadi manusia yang mandiri serta produktif serta tidak hanya menjadi kelompok konsumtif.
Mendidik anak dengan keahlian dan pengetahuaan umum bahkan pernah dicontohkan oleh Rasulullah SAW yang menyuruh Zaid bin Tsabit RA untuk mempelajari bahasa Ibrani pada usia 13 tahun. Dan, Zaid RA pun dapat menguasai bahasa Ibrani hanya dalam kurun waktu 17 hari. Begitulah kehebatan usia muda dalam hal menuntut ilmu.
Selain kelima tarbiyah diatas, ustadz Ajuslan mengingatkan para orang tua bahwa pada dasarnya anak-anak aktif tersebut merupakan anak cerdas yang harus dipahami sebagai anugerah (QS. Al-Isra: 49-50), amanah (QS. At-tahrim: 6), ujian dan fitnah (QS. Al-anfal: 28) serta sebagai penyejuk mata dan penyenang hati (QS. Al-furqan: 74). ● fahrudin