Mobil Mewah FPI - Mobil Hummer yang (disebut) milik petinggi FPI, foto: Google Image |
Salah satu beritanya adalah menyudutkan petinggi FPI yang (disebut) memiliki mobil mewah. Terus terang, penulis tidak kenal FPI, apalagi dengan para petingginya. Akan tetapi berita tersebut mendorong penulis untuk 'bersuara'. Sebuah berita yang meng-capture tampak belakang mobil hummer dengan nomor polisi B 8 FPI.
Lantas kalau panglima FPI memiliki mobil mewah, 'so what gitu loh', emang ga boleh?.
Seolah menjadi pihak yang paling mengerti agama dan berhak menafsirkannya, OkTerus.com mengutip sebuah pernyataan Jonriah Palsu yang menyebut bahwa Nabi Muhammad adalah manusia yang sangat sederhana.
Disinilah letak ketidakcermatan logika yang mereka bangun. Baginda Rasulullah merupakan pribadi yang 'zuhud', yang sederhana. Namun tidak fakir dan miskin. Muhammad muda, remaja hingga beranjak dewasa merupakan seorang pengusaha ulung yang telah sanggup melakukan 'perjalanan bisnis' ke luar negeri bahkan disaat usianya masih sangat belia.
Usia 12 tahun Rasulullah telah berdagang lintas negara, bukan sekedar mengembara berbekal kain lusuh. Sebuah pengalaman yang tidak mungkin dijalani oleh seseorang yang bergelar 'fakir miskin'.
Ekspedisi ekspor-impor jika pada zaman sekarang pastilah dilakukan oleh orang-orang atau pengusaha 'the have'. Namun meski demikian, Rasulullah tetap berlaku sederhana dan menjadi sosok yang terpercaya 'al-amin'.
Jelas sudah, berita tersebut hendak membangun sebuah opini jika umat Islam tidak layak (dan tidak boleh) menjadi kaya. Umat Islam secara alam bawah sadar 'dibentuk' menjadi masyarakat kelas dua yang senantiasa berada dibawah garis kemiskinan. Kumuh, kucel, lusuh dan tak berdaya.
Mari buka kembali Qur'an Surat Ar-Rahman: 33,
"Hai jama'ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan."
Jangankan hanya mobil Hummer yang oleh manusia modern dianggap sebagai barang mewah. Allah SwT bahkan mengijinkan manusia untuk melintasi penjuru langit dan bumi. Itu artinya, tidak cukup hanya berbekal mobil mewah sekalipun. Umat Islam harus memiliki roket!. Umat Islam harus 'menabung' dan bekerja keras untuk memiliki pesawat ulang-alik.
Selain itu, kemampuan finansial yang harus kita perjuangkan memiliki dimensi 'keummatan'. Semakin banyak harta yang terkumpul. Maka semakin banyak pula zakat, sedekah dan infak yang kita keluarkan.
Rasulullah pun berpesan, "Sebaik-baik harta adalah yang ada ditangan orang-orang soleh".
Dan, kekuatan ekonomi menjadikan kita merdeka dalam arti sebenar-benarnya. Tidak ada ketakutan sedikitpun untuk menyuarakan kebenaran. Tidak hanya sekedar Amar ma'ruf, akan tetapi juga Nahi Mungkar siap dikobarkan.
Bayangkan jika pemimpin umat Islam terbelenggu oleh 'kefakiran', sudah barang tentu lidahnya 'kelu' dalam memerangi kemaksiatan, termasuk kedzaliman yang dilakukan oleh penguasa lalim.
Tak sekedar kaya, kita harus merdeka dalam arti sebenar-benarnya!. Allahu a'lam ● fahrudin