Gender - Dialog interaktif seputar kesetaraan gender dalam perspektif Islam |
Hadir sebagai nara sumber dalam dialog tersebut adalah ustadz Idris Mahmudi, M.Pd.I selaku dosen Agama Islam dan Kemuhammadiyahan serta sekretaris LP-AIK Universitas Muhammadiyah Jember.
Dialog semacam ini untuk meluruskan wacana berpikir pada sebagian orang yang menganggap bahwa perempuan adalah makhluk lemah baik fisik maupun mental. Dimana stereotip semacam itu menganggap bahwa perempuan tidak dapat menyaingi 'prestasi' laki-laki. Terlebih perempuan tidak dapat sejajar dengan laki-laki.
Menurut ust. Idris dalam dialognya, "Perlu diketahui bahwa aktivis-aktivis perempuan itu sangatlah banyak. Terlebih, Presiden RI pernah dipimpin oleh perempuan yakni ibu Megawati. Oleh karena itu, maka kita perlu meluruskan statement-statement yang ada. Dimana gender sifatnya dapat diterapkan. Contoh letak kesetaraan gender antara lain, profesi, tugas rumah tangga."
"Hal yang disebutkan itu merupakan contoh aktivitas yang dapat dilakukan baik oleh perempuan maupun laki-laki," imbuhnya.
Kesetaraan gender yang dimaksud ialah suatu aktivitas yang dapat di lakukan oleh perempuan dan laki -laki, tanpa memandang hak milik siapa, namun tidak menyimpang dari aturan-aturan yang telah diatur oleh agama Islam.
Dalam ibadah, Allah SwT tidak pula memandang gender apabila memberi pahala, yaitu sesuai amalan yang kita lakukan. Perempuan dan laki-laki dapat melakukan pekerjaan atau aktivitas yang sama namun ada batasan-batasan tertentu (tata cara) yang harus di perhatikan pula.
Kegiatan dialog semacam ini akan diadakan secara rutin dengan tema-tema berbeda seputar keperempuanan dalam rangka memperkuat 'tri kompetensi' dasar IMMawati sebagai salah satu pilar gerakan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah.
"IMMawati Jember haruslah mampu bersaing sepenuhnya dan dalam hal apapun pada setiap lini kehidupan dengan catatan tidak keluar dari kaidah Islam," ujar Immawati Kurnia selaku Ketua Pelaksana dialog. ● Andi Saputra