Ngaji Sejarah - Tim Pustaka Gali Rekam Jejak Kyai Ahmad Zainuri |
Kegiatan penggalian data rekam jejak ini diawali dengan permohonan izin terhadap ahli waris yang bersangkutan yakni keluarga besar mbah Kyai Zainuri. Hadir dalam forum ini beberapa unsur informan yang terdiri dari ahli waris, teman sejawat maupun murid ngaji yang sempat menimba ilmu secara langsung.
Beberapa informan yang hadir tersebut diantaranya adalah Harsono, Agus Ahmad, Paimin, Kandar, Nur Halim, Muh. Ilyas, Muh. Hadi, Syarif, M. Latif. Dari unsur keluarga diantaranya Muh. Usman, Zaenab, Rosidi, Musaadah, Mukaromah. Termasuk cucu, yaitu Rofik dan menantu, yakni abdul Qodir.
Bagi warga Muhammadiyah di daerah Karesidenan Besuki, tokoh Muhammadiyah KH. Ahmad Zainuri adalah tokoh yang memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan Organisasi Persyarikatan Muhammadiyah.
KH. Ahmad Zainuri Lahir pada tahun 1917 di Jember merupakan putra dari KH Imam Muhtar, seorang ulama besar di Watukebo Ambulu. Berawal dari didirikannya masjid dan diniyah di Watukebo, beliau berkenalan dengan Pimpinan Cabang Muhammadiyah Jember yang diketuai oleh Raden Sastro pada tahun 1937 dan kemudian turut aktif bersamanya.
Sejak tahun 1937 tersebut beliau berkhidmad berjuang ikhlas berdakwah di jalan Allah. Di awal mula perjuangan beliau, para Pimpinan Cabang Jember saat itu banyak dipimpin oleh para karyawan Kereta Api, sehingga seringkali terjadi pergantian mutasi karyawan KA yang mengakibatkan pembinaan kepada kegiatan Muhammadiyah kembang kempis.
Oleh karena itu KH. Ahmad Zainuri berkoordinasi dengan mengirimkan laporan kepada Pimpinan Pusat Muhammadiyah kala itu. Laporan tersebut akhirnya diterima PP Muhammadiyah, dan akhirnya beliau yang juga bekerja di Jawatan Penerangan akhirnya diangkat menjadi PC Muhammadiyah.
Perjuangan beliau telah melintasi sejarah, mulai pemberontakan PKI Madiun, Agresi Militer I dan II, Perang Kemerdekaan, G30S/PKI, Orde Lama hingga Orde Baru.
Perjuangan Dakwah tersebut akhirnya membawa beliau berkenalan dengan tokoh Masyumi yang pada akhirnya beliau juga ikut mendirikan Muhammadiyah di Karesidenan Besuki termasuk Banyuwangi, Jember, Bondowoso, Situbondo dan Lumajang.
Berdasar sejarah singkat tersebut, maka tim pustaka PDM se-Tapal Kuda berusaha menggali rekam jejak Kyai Ahmad Zainuri yang pada nantinya dapat dibukukan menjadi sebuah buku biografi yang komprehensif tentang perjuangan beliau dalam melintasi sejarah. Sehingga mampu memberikan pesan bagi generasi muda Muhammadiyah dalam menjalankan dakwah pada masa yang akan datang.
Banyak sekali kisah-kisah beliau yang belum digali, namun para penulis dari PDM se-Karesidenan Besuki ini beruntung cukup dimudahkan untuk menceritakan kembali karena ternyata KH. Ahmad Zaenuri ini tidak lepas dari fulpen dan buku catatan, beliau senantiasa menulis seluruh kegiatannya sehari-hari dan itu menjadi salah satu keistimewaan beliau. ● Nur Wasit, Iffan G