KH. Kusno ingatkan warga dan pimpinan Muhammadiyah tidak mudah khawatir, tertekan bahkan terpancing mensikapi kondisi kebangsaan yang saat ini sedang terjadi |
Ketika menutup acara konsolidasi organisasi pertemuan triwulan Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) se-Kabupaten Jember pada Ahad (20/8/2017) kemarin, KH. Kusno selaku Ketua memberikan beberapa kesimpulan yang harus dilaksanakan oleh cabang, ortom majelis serta lembaga Muhammadiyah Jember.
KH. Kusno mengingatkan peserta konsolidasi agar Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) yang selama ini sudah dirintis jangan sampai terabaikan. Dokumen kepemilikan serta pemanfaatan AUM harus jelas. Bahkan menurut KH. Kusno, apabila AUM sudah dipastikan milik Muhammadiyah segera perjelas identitasnya dengan memasang tanda sehingga bisa terhindar dari hal yang tidak diinginkan.
“Amal Usaha itu amanah umat kepada kita yang wajib hukumnya kita jaga,” tegas KH. Kusno.
Untuk itu, beliau mengharap agar Majelis Wakaf & Kehartabendaan PDM Jember bisa merespon segala permasalahan terkait kepemilikan aset Muhammadiyah Jember. Kalau perlu menurut KH. Kusno, diadakan workshop bagi PCM se-Jember dan bersinergi dengan majelis dan lembaga lain.
Kepada PCM se-Jember, KH. Kusno mengingatkan agar setiap PCM melakukan dokumentasi, pembukuan keuangan serta pengelolaan keuangan dengan benar. Menurutnya, Muhammadiyah adalah organisasi modern terbesar di Asia Tenggara dimana administrasi yang rapi menjadi sebuah keunggulan.
Selain itu, pria asli Lamongan ini juga mengingatkan agar even lomba LPCR, Baitul Arqom MPK, serta program pengembangan cabang dan ranting segera ditindaklanjuti oleh setiap PCM.
Di akhir kesimpulannya, mensikapi dinamika kebangsaan yang berkembang saat ini, apa yang sudah diputuskan oleh Muktamar di Makassar wajib dipahami dan dilaksanakan. Warga dan Pimpinan Muhammadiyah jangan khawatir, tidak perlu merasa tertekan bahkan jangan mudah terpancing.
“”Jika keputusan Muktamar sudah dipahami dan dilaksanakan, maka insya Allah tidak akan terjadi benturan apapun, karena Muhammadiyah sudah biasa di rel yang baik dan benar,” tegas KH. Kusno. ● maghfur