Bahagia. Photo : Being happy with Islam via Google Image |
Sekarang giliran ngisi lembar jawaban (kayak ujian gitu). Saya harus ngumpulin jawaban orang nih, biar kelihatan objektif (he..he). Ada orang kalau ditanya apa yang membuat kamu bahagia, jawaban harta, kekayaan, materi; jawaban matre, nggak sich, bukan jawaban matre, ini sich jawaban dari sebagian kecil dari orang-orang yang belum dikasih harta, kekayaan, materi sama Allah, jawabannya keliatannya betul, kalau kita nggak mau mikir.
Tapi dari pada capek mikir lebih baek tanya ame orang yang punya harta berlimpah, kekayaan dan materi, eh jawabannya diluar dugaan. Materi bukan segalanya, kekayaan bukan segalanya, harta bukan segalanya.
Tanya kebujangan apa yang membuat bahagia, jawanannya sudah ditebak, eeeeiit, apa ayo, menikah. He..he, yang menikah ditanya, he..he, jawabannya pasti menyesal, menyesal tidak menikah dari dulu, ha..ha, bercanda jangan masukin hati.
Begitupula, yang dikampung pengen ke kota, yang dikota pengen kedesa, yang dikeramaian ingin menyepi dan yang menyepi ingin dikeramaian. Yang terjaga pingin tidur dan yang tidur tidak ingin bangun cepat, he..he, bukan. Yang sibuk pingin santai, yang bosan dengan santainya ingin punya kesibukan.
Terus, dimana bahagia itu berada, kalau sudah begitu mudah aja rumusnya, haus ya minum, bersyukur; lapar ya makan, bersyukur; tidak punya air untuk diminum ya sabar, tidak punya makanan untuk dimakan ya sabar.
Tidak punya harta, tidak kaya ya sabar, punya harta melimpah, kaya ya bersyukur. Kalau umur sudah matang ya nikah, ditolak ya bersabar, diterima ya bersyukur, bagi yang ditolak, he..he, cari lagi, usaha lagi, jangan menyerah.
Apakah itu saja yang membuat bahagia, tidak. Ingat-ingat apa yang membuat kita bernapas lega, tugas selesai plong rasanya. Mahasiswa bisa menyelesaikan skripsi, tesis, disertasi pasti pikiran terasa ringan.
He..he, apalagi coba diingat, pasti banyak yang membuat bahagia, so, nikmati hidup dengan sabar dan syukur, selesaikan tugas, tuntaskan tantangan, hadapi ujian, hasil dari semuanya adalah kebahagiaan.
Sebaliknya tidak sabar, tidak bersyukur, malas menyelesaikan tugas, menghindar dari cobaan dan ujian, berputusasa menghadapi tantangan, pasti bahagia tidak akan menghampiri kita melainkan menghampiri orang lain. (*)
ditulis oleh :
Amri Gunasti, ST., MT.
Staf pengajar Univ. Muhammadiyah Jember
Tergabung dalam FOKALIMM Jember