Jamaah sholat idul adha di lapangan kompi Kalibaru Banyuwangi dengan imam khotib Idris Mahmudi, M.PdI dari Jember tetap istiqomah mendengarkan isi khotbah meskipun harus berteduh seadanya dikarenakan hujan lebat. Hadirin tetap semangat merenungi makna pengorbanan yang telah dilakukan oleh Ibrahim ribuan tahun silam. |
Keadaan menjadi mengharu-biru ketika ternyata jamaah tidak lari "menyelamatkan diri" dari guyuran hujan deras, melainkan menggunakan penutup seadanya untuk berlindung dari hujan. Begitupula khotib, Ust. Idris Mahmudi, M.PdI yang tambah bersemangat melihat keistiqomahan yang ditunjukkan oleh para jamaah dan panitia.
Momentum tak terlupakan pada Idul Adha 1437 H kali ini, Senin 12/09/2016 dijadikan kesempatan oleh ust. Idris untuk saling mengingatkan dalam hal meningkatkan ketaqwaan sebagaimana kuatnya keimanan yang dimiliki oleh keluarga Ibrahim termasuk istrinya, Hajar dan putranya, Ismail.
Dalam khotbahnya, Ust. Idris mengingatkan bahwa, ketaatan nabi Ibrahim dan Ismail melahirkan generasi emas umat terbaik. Hal itu terbukti dengan keturunan-keturunan keduanya banyak menjadi pemimpin ummat atau nabi. Kita sebagai umat beriman harus mampu meneladani beliau untuk merintis menjadi umat terbaik pula.
Dan, salah satu ciri awal umat terbaik nampak pada jamaah idul adha 1437 H, warga Kalibaru ini yang taat dan rela tetap khusyuk menunaikan sholat dan mendengarkan khutbah meski basah kuyub diguyur hujan deras. Tetap istiqomah meski kedinginan dan basah. Hujan ini adalah rahmat. Kita yg kehujanan justru sedang dirahmati. Hujan air ini tidaklah seberapa dibanding hujan batu-batu neraka sijjil yang ditimpakan pada rombongan abrahah oleh burung ababil.
Juga, hujan air ini tidaklah seberapa bila dibanding hujan batu yg ditimpakan pada kaum Luth karena telah melegalkan atau melakukan LGBT dan sejenisnya. Subhanallah, luar biasa!.
foto & liputan Idris M.