Munahar, MPdI Anggota Divisi Pengembangan TPQ Majelis Tabligh PWM Jawa Timur |
Pada Ahad (12/3/2017), Ustadz Munahar, MPd dalam tausyiyahnya di depan ratusan warga Muhammadiyah yang hadir dalam Pengajian Ahad Pagi (PAP) PDM Jember menyatakan ada beberapa cara dan budaya yang dilakukan oleh kaum Yahudi secara turun temurun agar generasi penerus mereka menjadi generasi cemerlang yang kecerdasannya di atas rata-rata.
Ustadz Munahar membaca sebuah buku yang berjudul "Menguak Rahasia Cara Belajar Orang Yahudi". Dalam buku yang beliau baca tersebut dicantumkan kebiasaan dan budaya kaum Yahudi agar bisa meraih prestasi dan membuat otak cerdas.
Cara-cara tersebut diantaranya :
- Kaum Yahudi menyukai musik serta bermain musik. Sejak bayi berada dalam kandungan ibu2 hamil Yahudi senang mendengarkan musik trutama musik klasik.
- Asupan gizi bagi anak. Saat hamil ibu-ibu kaum Yahudi makan dan minum yang baik dan menyehatkan. Anak-anak Yahudi yg lahir dibesarkan dengan gizi yang cukup
- Menjauhi asap rokok. Ketika ada wanita hamil yahudi duduk mendekati orang lain yang sedang merokok, otomatis si perokok akan duduk menjauh 15 meter dari posisi ibu yang hamil. Bahkan seorang ayah perokok akan berhenti merokok saat istrinya hamil hingga anak yang lahir berusia 7 tahun.
- Kaum Yahudi juga memiliki 2 budaya untuk mendukung kecerdasan generasinya.
- Kaum Yahudi suka sekali membaca terutama di saat-saat tertentu seperti saat istirahat bekerja serta saat syaraf tegang karena melakukan pekerjaan; dan
- Kaum Yahudi membudayakan suka sekali duduk di depan. Secara psikologis orang yang duduk di depan adalah orang yang siap bertanya dan sial diberi pertanyaan. Secara filosofis orang yang duduk di depan adalah orang yang berkemajuan dan terbaik.
Lalu bagaimana dengan Islam? Meskipun dalam nash al-Qur'an memang disebutkan bangsa Yahudi (Bani Israil) adalah bangsa yang diberikan kelebihan oleh Allah dari bangsa lain, akan tetapi Allah memberikan kelebihan juga untuk umat Islam yaitu al-Qur'an. Menurut Ustadz Munahar, sesungguhnya setiap Muslim itu ditakdirkan untuk menjadi manusia cerdas, tetapi hal itu tergantung bagaimana interaksi Muslim dengan kitab sucinya al-Qur'an al-Kariim.
Kebiasaan bangsa Yahudi yang membuat mereka cerdas ternyata mereka merujuk pada Kitab Taurat yang dibawa oleh Musa. Kalau melihat sejarah, sejatinya kitab Taurat disempurnakan setelah Injil diturunkan pada Isa, lalu kitab Injil disempurnakan ketika al-Qur'an turun kepada Muhammad saw. Jadi secara logika, kedudukan dan kandungan al-Qur'an lebih tinggi dari kitab Taurat dan Injil.
Lalu Direktur LPTPQMU Kota Surabaya ini memberi contoh, kebiasaan kaum Yahudi mendengarkan musik. Dalam Islam ayat pertama yang turun adalah perintah membaca. Membaca serta memperdengarkan bacaan al-Qur'an merupakan salah satu cara meningkatkan kecerdasan. Oleh karenanya, disarankan bagi muslimah yang hamil agar memperdengarkan lantunan al-Qur'an selama kehamilan. Selain itu, ustadz Munahar mencontohkan kebiasaan budaya duduk di barisan depan kaum Yahudi. Ternyata dalam al-Qur'an pun disinggung bagaimana kita sebagai Muslim wajib ber-Fastabiqul khoirot. Nabi bahkan memberi contoh secara filosofis dengan mengucap salam lebih dahulu kepada para sahabatnya.
Oleh karena contoh itu, Ustadz Munahar mengajak seluruh warga Muhammadiyah untuk back to Qur'an. "Semakin kita mengakrabi dan berinteraksi dengan al-Qur'an, maka akan semakin mudah jalan kita menuju kecerdasan, Insya Allah," pungkasnya.
foto & laporan : maghfur