Dr. Mahsun Jayadi dalam Pengajian Muhammadiyah Jember terangkan tiga kelemahan yang harus dihadapi oleh warga Muhammadiyah |
PAP yang dimulai sejak pukul 6 pagi ini dibuka oleh sambutan Ketua PDM Jember, KH. Kusno, MPdI dimana dalam sambutannya KH. Kusno berharap warga Muhammadiyah Jember bisa belajar banyak dari Muhammadiyah Kota surabaya. Selain itu KH. Kusno juga mengingatkan warga Muhammadiyah kita semua sadar untuk bisa selamat dari ancaman Allah yang sangat pedih maka iman kita harus diperkuat dan dibuktikan dengan jihad. Semangat jihad itu ditunjukkan Muhammadiyah baik lewat Jihad konstitusi, jihad ekonomi, jihad kesehatan maupun bentuk jihad yang lain yang itu semua membutuhkan harta dan jiwa raga.
"Oleh karenanya membangun kebersamaan itu penting, mari mencari ilmu dimana saja sebagai salah satu bagian memperteguh keimanan serta sarana mencapai tujuan," ungkap KH. Kusno.
Sementara itu, Dr. Mahsun Jayadi dalam pengajiannya mengupas mengenai al-Qur'an surat an-Nisa ayat 9. Dimana Allah SwT berfirman : "Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar."
Menurut Dr. Mahsun, makna 'dhiafa' dalam ayat tersebut tak hanya diartikan lemah dalam sisi ekonomi saja.
"Setidaknya ada tiga kelemahan yang jangan sampai terjadi pada generasi di belakang kita yaitu lemah ekonomi, lemah akidah serta lemah intelektual," ungkap Wakil Rektor Unmuh Surabaya ini.
Ibu-ibu mengikuti pengajian ahad pagi Muhammadiyah Jember |
Di akhir kajiannya, Dr. Mahsun mengutip Qur'an as-Saf ayat 14, bahwa orang-orang beriman wajib menjadi penolong agama Allah. Karena, Allah Swt akan memberikan kekuatan kepada orang-orang yang beriman terhadap musuh-musuh mereka, lalu mereka menjadi orang-orang yang menang.
Hadir dalam acara PAP Muhammadiyah Jember, ratusan warga Muhammadiyah serta pimpinan Muhammadiyah Jember seperti Dr. M. Hazmi, Dr. Aminullah elhadiy, Joko Purwanto, Drs. Ali Fauzi serta Dima Akhyar. ● maghfur