Ketua Umum PP Muhammadiyah : Boleh Berbeda Tapi Jangan Merendahkan
Suasana Resepsi Milad Muhammadiyah 105 M di Aula Ahmad Zainuri Universitas Muhammadiyah Jember |
Acara resepsi yang digelar pada malam hari ini mendatangkan Ketua Umum PP Muhammadiyah Dr H Haedar Nashir, MSi sebagai pembicara tunggal. Ketua Umum PP Muhammadiyah nampak hadir didampingi Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah Fathurahman Kamal, Lc, MA dan Sekretaris PWM Jawa Timur Ir Tamhid Masyhudi.
Selain itu resepsi juga dihadiri ribuan warga Muhammadiyah utusan cabang dan ranting yang meluber hingga di luar ruangan dan tenda yang telah disediakan, juga tampak hadir tokoh-tokoh Muhammadiyah, ormas Islam seperti Nahdhatul Ulama serta unsur Pemerintah Daerah Jember dan Forkopimda.
Dalam sambutannya, Ketua Muhammadiyah Jember KH Kusno, MPdI menyampaikan perasaan bangga dengan kemajuan Muhammadiyah dan Muhammadiyah Jember pada khususnya. KH Kusno menyampaikan perkembangan positif dan kemajuan pergerakan dakwah Muhammadiyah selama 2017.
Acara dilanjutkan dengan pidato resepsi Milad oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah Dr Haedar Nashir MSi. Dalam pidatonya Haedar mengingatkan warga Muhammadiyah pada ayat Qur'an surat Ali Imran 103 mengenai benih perpecahan antar umat Islam. Saat ini umat Islam sedang diuji mengenai ukhuwah islamiyyah dan ukhuwah insaniyah.
"Boleh berbeda tapi jangan sampai merendahkan kaum Muslim yang lain karena berbeda paham," ujar Haedar.
Jangan sampai perbedaan menjadikan perpecahan menjurus ke stigma pada kelompok lain sehingga menimbulkan perlawanan dari pihak yang terkena stigma. Selain itu jangan sampai Muslim saling menjelekkan (tajassus) pada pihak lain dan ghibah yang kelamaan akan menimbulkan luka psikologi bagi mereka yang terkena.
"Segala bentuk tindakan kekerasan dilakukan atas nama agama itu bertentangan dengan hukum positif dan jiwa keagamaan," ungkap Haedar.
Di akhir pidatonya, Haedar Nashir mengatakan bahwa Muhammadiyah melakukan semua gerakan dakwah bil hal ini untuk bangsa dan untuk umat. Muhammadiyah jarang untuk ekspose dan banyak retorika pro NKRI, pro Pancasila pro Pluralis.
"Alhamdulillah orang juga sudah tahu dan sudah merasakan hasilnya," pungkas Haedar. ● maghfur