PCM Watukebo Adakan Pengajian Umum Ketua PWM Jawa Timur Sambut Milad
Kyai Saad Ibrahim Ketua Muhammadiyah Jawa Timur (dua dari kiri) didampingi Camat Ambulu Starman, MSi (berbaju biru) dalam acara Pengajian Umum Milad Muhammadiyah PCM Watukebo |
Tak hanya pengajian, kegiatan memperingati Milad ke 105 Muhammadiyah ini PCM watukebo juga mengadakan bakti sosial penyantunan bagi fakir miskin serta kegiatan donor darah dan pengobatan gratis pada tanggal 18 November.
Tak hanya warga dan simpatisan Muhammadiyah Watukebo saja yang menghadiri undangan, tapi nampak juga warga Muhammadiyah dari cabang tempurejo, ambulu, wuluhan dan jenggawah.
Selain pengajian juga tampak bazaar yang diisi dengan berbagai produk yang dijual oleh pimpinan ranting NA, Aisyiyah dan IPM di wilayah Watukebo.
Tampak hadir diantara undangan Camat Ambulu Sutarman, MSi, Kapolsek Ambulu serta perwakilan Danramil Ambulu. Kegiatan ini juga dihadiri oleh Wakil Ketua PDM Jember Ahmad Samanan MKPd.
Acara dimulai dengan penampilan peserta didik dari MA Muhammadiyah 1 Watukebo yang melantunkan beberapa lagu. Diikuti oleh M Febriansyah santri kelas 8 Muhammadiyah Boarding School Al-Muhtar yang menyampaikan pidato dalam bahasa Arab serta Azka Rafi santri Muhammadiyah Boarding School Al-Muhtar menyampaikan pidato dalam Bahasa Inggris.
Kemudian acara dilanjutkan dengan sambutan oleh Ketua PCM Watukebo Dr. Dimyati. Dalam sambutannya Ketua PCM watukebo ini mengingatkan pentingnya mengambil esensi perayaan milad. Menurutnya warga Muhammadiyah Watukebo harus mampu meneruskan perjuangan pendiri Muhammadiyah dalam mengembangkan dakwah persyarikatan.
Sementara itu Camat Ambulu dalam sambutannya menyampaikan bahwa Muhammadiyah merupakan elemen penting Indonesia dan kabupaten Jember dalam proses pembangunannya.
"Bersama dengan organisasi masyarakat yang lain Muhammadiyah merupakan elemen penting dalam menjaga keutuhan NKRI," tegas Sutarman.
Acara inti dimulai dengan pengajian umum oleh Ketua PWM Jatim Dr KH Saad Ibrahim, MA. Dalam pengajian tersebut membahas gelombang dahsyat Muhammadiyah di abad keduanya. Menurut Kyai Saad, Kyai Ahmad Dahlan tidak hanya menjadikan Muhammadiyah sebagai gerakan pemikiran saja, al harakah al fikriyah, tapi juga mampu mengembangkan Muhammadiyah menjadi harakah al amaliyah wa at tajdidiyah.
"Tidak cukup nash quran dan hadis dipahami di dalam pikiran dan dihayati di dalam hati. Maka nash Quran dan Hadis itu dibaca, dipahami ditafsirkan, dan diajarkan," ungkap Kyai Saad.
Selain gelombang pemikiran Kyai Ahmad Dahlan itu, setidaknya juga ada beberapa gelombang yang tercipta diantaranya gelombang ideologi melalui tarjih pada masa Kyai Ahmad Badawi, dan saat ini ada gelombang jihad ekonomi serta gelombang jihad konstitusi.
Selain itu Kyai Saad mengingatkan warga Muhammadiyah agar jangan mau dibenturkan dengan kelompok Islam yang lain. Menurutnya saat ini diperlukan kekompakan antar seluruh umat Islam agar jangan mau di adu domba dan dipecah belah demi kepentingan segelintir golongan.
"Kalau mau Islam berjaya seperti saat dulu, warga Muhammadiyah cukup dengan menjaga ukhuwah antar sesama muslim di Indonesia," ungkap Kyai Saad. ● maghfur