Ahad Ceria Sumbersari Bahas Enam Kekhawatiran Rasulullah
Dr Kasman, M.Fil saat mengisi Kajian Ahad Ceria PCM Sumbersari menjelaskan mengenai 6 kekhawatiran Nabi saw |
أَخَافُ عَلَيْكُمْ سِتًّا : إِمَارَةَ السُّفَهَاءِ وَ سَفْكَ الدَّمِ وَ بَيْعَ الْحُكْمِ وَ قَطِيْعَةَ الرَّحْمِ وَ نَشْوًا يَتَّخِذُوْنَ الْقُرْآنَ مَزَامِيْرَ وَ كَثْرَةَ الشُّرَطِ
"Aku khawatir atas kalian enam perkara: imarah sufaha (orang-orang yang bodoh menjadi pemimpin), menumpahkan darah, jual beli hukum, memutuskan silaturahim, anak-anak muda yang menjadikan Alquran sebagai seruling-seruling, dan banyaknya algojo (yang zalim)" (HR. ath Thabrani dalam Al Mu’jamul Kabiir 18/57 no 105)
Dosen IAIN Jember ini kemudian menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan imarah sufaha adalah para pemimpin yang memimpin umat Islam tidak menggunakan sunnah Rasul dan Syariat Islam.
Dr Kasman menyitir hadis Nabi yang lain bahwa dari Jabir bin Abdillah (ia berkata): "Sesungguhnya Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- pernah bersabda kepada Ka’ab bin ‘Ujrah: “Ya Ka’ab bin ‘Ujrah! Semoga Allah melindungimu dari pemerintahan yang bodoh!”. Ka’ab bin ‘Ujrah bertanya: “Kenapa demikian ya Rasulullah, dan siapakah pemerintahan yang bodoh itu?”.Beliau menjawab: “Para umarah (penguasa) yang akan datang nanti sesudahku, mereka tidak mengikuti petunjukku dan tidak mengamalkan Sunnahku. Maka barang siapa yang membenarkan kebohongan mereka dan menolong ke zhaliman mereka, maka mereka itu bukan dariku dan aku bukan dari mereka, dan mereka tidak akan dibawa ke telagaku (pada hari kiamat). Akan tetapi barang siapa yang tidak membenarkan kebohongan mereka dan tidak menolong kezhaliman mereka, maka mereka itu dariku dan aku dari mereka, dan mereka akan dibawa ke telagaku (pada hari kiamat)." (HR. Ahmad)
"Jadi pemimpin itu punya peran yang besar, tanda tangannya itu bisa menentukn nasib banyak orang," jelas pria asli Lamongan ini.
Yang kedua adalah, menumpahkan darah. Menurut Dr Kasman, saat ini tidak hanya membunuh yang darahnya tertumpah yang disebutkan disini, tetapi juga bisa meracuni orang ataubahkan dengan cara apapun bisa membunuh secara pelan-pelan misal lewat embargo dan sebagainya.
"Dalam al-Qur'an surat al-Isra ayat 33 disebutkan bahwa janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah membunuhnya, melainkan dengan suatu alasan yang benar, dan saat ini semua diserahkan pada wewenang pengadilan," ungkap Dr Kasman.
Ketiga adalah jual beli hukum, salah satunya adalah suap menyuap dalam sebuah perkara.
"Lalu bagaimana kalau kita terpaksa, jika sebenarnya itu bisa didapatkan tapi ada upaya menghalangi oleh pihak lain dan tidak bisa jika tidak memberikan sesuatu?" tanya Dr Kasman.
Beliau mengambil pendapat Ibn TaImiyyah dalam Majmu' Fatawa bahwasanya jika seseorang memberi hadiah dengan maksud untuk menghentikan sebuah kezhaliman atau menagih haknya yang wajib, maka hadiah ini boleh bagi yang memberi akan tetapi tetap haram bagi yang mengambil.
Ini berdasar pada sabda Rasulullah saw, “Sesungguhnya aku seringkali memberi pemberian kepada seseorang, lalu ia keluar menyandang api (neraka),” ditanyakan kepada beliau,”Ya, Rasulullah mengapa engkau memberi juga kepada mereka?” Beliau menjawab, “Mereka tidak kecuali meminta kepadaku, dan Allah tidak menginginkanku bakhil.”
Hal yang dikhawatirkan oleh Nabi urutan keempat adalah memutus silaturahim. Silaturahim disini oleh Dr Kasman dinyatakan berbeda dengan ukhuwah islamiyyah.
"Menyambung silaturrahim itu adalah dengan orang yang memiliki hubungan kekerabatan baik karena hubungan darah ataupun karena perkawinan," jelas Dr Kasman.
Setidaknya ada empat adab silaturrahim, yaitu niat ikhlas karena Allah Ta'ala, bersilaturrahim bukan karena hanya membalas kebaikan yang pernah diterima, mendahulukan yang paling dekat hubungan kekerabatannya serta mendahulukan bersedekah pada kerabat yang paling membutuhkan.
Hal kelima yang dikhawatirkan Rasulullah adalah anak-anak muda yang menjadikan al-Qur’an sebagai seruling-seruling. Mereka menyuarakan al-Qur'an dengan dinyanyikan tanpa memperhatikan kaidah tajwid dan makhroj sehingga persis seperti suara nyanyian.
Yang terakhir adalah, banyaknya algojo yang merupakan lambang kedzaliman. Menurut Dr Kasman para algojo masa kini adalah orang-orang yang dibayar brtujuan untuk merampas hak orang lain. Pihak ini bisa saja penguasa ataupun juga orang yang memiliki kuasa. ● maghfur