Selamat Datang di Laman JemberMu.com - Portal Resmi Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kab. Jember

MERAWAT HIDUP MULIA MERAIH BAHAGIA



Kemuliaan dan Kebahagiaan adalah esensi martabat dan Marwah dalam kehidupan manusia. Sebagai konsekwensi logis kesadaran bahwa manusia adalah makhluk yang paling mulia dari aneka ragam makhluk yang ada di jagad raya, semesta alam.

 Keunggulan potensi dan kekuatan baik fisik maupun psikisnya menjadi modal utama yang menempatkannya pada posisi dan kedudukan istimewa, sebagai ibadurrahman maupun Khalifah di muka bumi ini. Banyak tuntunan yang diberikan Allah dan rasulnya, sebagai pedoman dan panduan untuk merawat hidup mulia agar dapat meraih hidup bahagia.

Sebagian diantaranya adalah Sabda 
Rasulullah SAW memberikan panduan tiga kunci agar kita meraih derajat mulia, yaitu dengan banyak bersedekah, selalu memaafkan, dan rendah hati pada sesama. Sebagai berikut :
عن أبي هريرة رضي الله عنه أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: ((ما نقصت صدقةٌ من مال، ولا زاد الله عبدًا بعفو إلا عزًّا، ولا تواضَعَ أحدٌ لله إلا رفعه))
Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda, "Tiada berkurang harta karena sedekah. Allah pasti akan menambah kemuliaan orang yang suka memaafkan, dan seseorang yang selalu merendahkan diri karena Allah, pasti Allah akan mengangkat derajatnya," (HR Muslim).

1. Merawat Gemar Sedekah dengan keyakinan 

"sedekah itu tidak membuat harta berkurang tapi semakin bertambah dan berkembang". Sedekah itu Burhan, bukti terang bahwa seseorang itu beriman benar. 

Orang yang yakin benar bahwa setiap yang melata di bumi ini rejekinya telah dijamin ketersediaan dan ketercukupannya oleh Allah' sang penciptanya. Dimana kadar jumlah rejeki yang berbeda satu sama lainnya hanyalah sebagai washilah, jalan terwujudnya harmoni hubungan satu dengan yang lain untuk bisa Hidup bertumpu pada prinsip taawuniyah hakikiyah. 

"Sedang Allah senantiasa menolong hambaNya selama hamba itu menolong sesama saudaranya". Menjemput Inayah pertolongan Allah dengan sedekah berbagai segala yang berguna dan bermanfaat dalam kehidupan bersama. 

"Penderma, orang gemar sedekah itu dekat dengan Allah, dekat dengan manusia, dekat dengan Syurga dan jauh dari neraka, begitupun sebaliknya".

Memang hal itu tidak mudah, tapi berusahalah untuk diterapkan dalam keseharian. Membantu orang lain baik dalam kondisi kita sedang lapang atau sempit, membuat hidup ini diselimuti kebahagiaan. 
- أَحَبُّ الناسِ إلى اللهِ أنفعُهم للناسِ ، وأَحَبُّ الأعمالِ إلى اللهِ عزَّ وجلَّ سرورٌ تُدخِلُه على مسلمٍ ، تَكشِفُ عنه كُربةً ، أو تقضِي عنه دَيْنًا ، أو تَطرُدُ عنه جوعًا ، ولأَنْ أمشيَ مع أخٍ في حاجةٍ ؛ أَحَبُّ إليَّ من أن اعتكِفَ في هذا المسجدِ يعني مسجدَ المدينةِ شهرًا ،
Rasulullah SAW menyatakan, "Manusia yang paling dicintai Allah adalah dia yang memberi manfaat kepada sesamanya. Amal perbuatan yang paling dicintai Allah adalah memberi kebahagiaan kepada sesama Muslim dan menghiburnya saat dia dilanda kesusahan, atau meringankannya saat dia dililit utang, atau memberinya makanan saat dia merasakan lapar. Karena, aku lebih menyukai berjalan bersama seorang Muslim yang berbagi dengan orang yang sedang membutuhkan, daripada melakukan iktikaf di masjid selama satu bulan penuh," (HR at-Thabrani).

2. Merawat Sikap Memaafkan

Amarah itu menghilangkan kecerdasan akal dan melenyapkan kejernihan hati. Bahkan amarah itu cenderung menjadi support keburukan dan kejatahan.
 Sementara itu, memaafkan membuat jiwa menjadi tenang. 

Senyum merekah, lepas bebas tanpa beban berat yang berbatas. Tak akan ada dendam yang membakar jiwa. Ingatlah, kebencian membuat hidup dikuasai dosa. Dengki membakar kebaikan, kesumat menjadikan hati menjadi keji.

Tak ada manusia yang sempurna berada dalam kebaikan dan kebenaran selamanya, disetiap tempat maupun waktu. "Manusia tempatnya salah dan lupa". 

Mesti diingat bahwa peluang dan kemungkinan melakukan sikap tindakan perbuatan yang mengusik, mengganggu bahkan menglilangkan hak orang lain bisa terjadi pada siapapun. 

"Maka sebab kasih sayang, Rahmat Tuhanmu, kamu bisa bersikap lembut kepada mereka....maka maafkanlah, berlapang hatilah dan mintakan ampunan....sungguh Allah Maha Pengampun lagi Penyayang".

3. Merawat Sikap Tawadlu

Mengapa kita harus Tawadlu, selalu rendah hati? Ingatlah kita tidak dapat hidup sendiri. Selalu ada peran orang lain agar roda kehidupan terus berjalan. 

Disadari atau tidak, semua yang dinikmati dan diraih saat ini pasti dalam prosesnya ada campur tangan orang lain. 

Saling membutuhkan dan berbagi peranlah dalam kehidupan. Menjaga hubungan baik dengan sesama menjadi kewajiban. 

Berfokuslah pada upaya menempa diri agar lebih baik. Tak perlu fokus menilai orang lain, hingga lupa dengan diri kita sendiri, perbanyaklah introspeksi. 

Di atas itu semua, capaian sukses yang diraih saat ini, sejatinya adalah karunia Tuhan. 
وَلَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمْشِ فِي الْأَرْضِ مَرَحًا ۖ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ
"Dan, janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. 

Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang sombong lagi membanggakan diri," (QS Luqman:18).

Kesuksesan seorang atasan, tak lepas dari kontribusi bawahan nya. Demikian pula sebaliknya, bawahan tumbuh berkembang atas dukungan atasan. 

Maka, sudah sepatutnya untuk saling menguat kan, membantu, dan membesarkan. 
Hidup ini usianya sebentar maka jangan diisi oleh sikap arogan. 

Rendah hati tak membuat kita kurang dihormati.
تِلْكَ الدَّارُ الْآخِرَةُ نَجْعَلُهَا لِلَّذِينَ لَا يُرِيدُونَ عُلُوًّا فِي الْأَرْضِ وَلَا فَسَادًا ۚ وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِينَ
"Negeri akhirat itu, Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di (muka) bumi. Dan, kesudahan yang baik itu adalah bagi orang-orang yang bertakwa," (QS al-Qashash: 83).

Semoga kita mampu merawat kemuliaan hidup dengan menjalani hidup berbalut perilaku gemar sedekah, suka memaafkan dan rendah hati, agar hidup kita senantiasa bahagia, di dunia dan di akhirat. Aamiin

(Ikhtisar Materi Pengajian Ahad Pagi di Masjid Ahmad Dahlan Banyuwangi, 6 Pebruari 2022)
Penulis: KH Kusno
Editor: Maghfur El Muhammady, iff, fah
Foto: KH. Kusno