Simulasi Bencana Akbar pada Ikatan Guru Aisyiyah Bustanul Athfal (IGABA) Jember
Foto bersama dengan sikap tangguh (Khoirul Fahri Arrijal/JEMBERMU.COM) |
JEMBERMU.COM – Kelancaran proses pendidikan di sekolah sangat bergantung pada peran tenaga pendidik, terutama di tengah berbagai isu dan tantangan kebencanaan yang dapat mengganggu akses pendidikan bagi anak-anak. Sebagai langkah awal dalam mitigasi bencana di sekolah, Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) hadir sebagai solusi untuk mengurangi risiko bencana di lingkungan sekolah yang rentan.
Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Kabupaten Jember mendapatkan kepercayaan dari Ikatan Guru Aisyiyah Bustanul Athfal (IGABA) Kabupaten Jember untuk menyelenggarakan dan mengoordinasikan simulasi bencana. Kegiatan ini bertujuan melatih guru-guru dalam menghadapi bencana alam yang mungkin terjadi. Workshop SPAB bertajuk "SIAP UNTUK SELAMAT" dilaksanakan hari ini, Senin (2/9/2024) di Aula Gedung Ahmad Zainuri Universitas Muhammadiyah Jember, mulai pukul 08.00 hingga 15.30 WIB, diikuti oleh 328 peserta.
Dalam kegiatan ini, materi SPAB disampaikan oleh sejumlah narasumber. Sesi pertama dibuka oleh Sekretaris Dinas Pendidikan, Drs. Ismail, yang menjelaskan kebijakan terkait SPAB. Kemudian, Sri Wahyuni Adriani, S.Kep., M.Kep, Sp.Kep.Kom dari LLHPB PDA Jember memberikan pemaparan tentang penerapan SPAB di Taman Kanak-kanak. Ketua MDMC Jember, Moh. Agus Shofarudin, S.Pd, menekankan pentingnya inisiatif "One Muhammadiyah One Response" dalam mengoordinasi penanganan bencana.
Ketua MDMC Jember, Moh. Agus Shofarudin, S.Pd menyampaikan materi OMOR pada peserta workshop (Khoirul Fahri Arrijal/JEMBERMU.COM) |
"Keterlibatan lembaga dan organisasi otonom di lingkungan Muhammadiyah sangat dibutuhkan dalam penanganan bencana yang dikoordinir oleh MDMC," jelas Farud, panggilan akrab Ketua MDMC Jember.
Simulasi penanganan bencana dipandu oleh tim MDMC Jember yang terdiri dari Ainal Fuad, A. Syahir Romadhin, Moh. Saifur Rijal, Amd.Kep, dan Lailatun Ni'mah, S.S. Ainal Fuad menjelaskan bahwa para guru memiliki tanggung jawab besar dalam penanganan bencana. Mereka harus mampu mengoordinir murid, mengarahkan mereka ke titik kumpul, dan melaporkan jumlah serta kondisi siswa kepada kepala sekolah. Kepala sekolah kemudian melaporkan situasi terkini kepada lembaga berwenang dalam penanganan bencana.
Simulasi dimulai dengan Moh. Saifur Rijal, Amd.Kep membacakan skenario gempa bumi. Peserta menunjukkan antusiasme yang tinggi. Ketika sirene darurat berbunyi, ruangan menjadi gemuruh, beberapa peserta tampak panik, namun tetap terkendali. Mereka berlindung dengan tangan atau tas di kepala untuk melindungi diri dari reruntuhan. Setelah guncangan berakhir, peserta diarahkan ke titik kumpul. "Silakan semua menuju titik kumpul yang telah ditentukan. Tetap waspada dengan kondisi sekitar dan lindungi kepala," tegas Rijal.
Para peserta mengikuti simulasi dengan penuh semangat. Rencana tindak lanjut dari kegiatan ini mencakup penerapan SOP SPAB dan pembuatan peta sekolah sebagai panduan penempatan rambu jalur evakuasi dan titik kumpul.
"Kami berharap melalui Workshop SPAB ini, semua guru dan tenaga pendidik di lembaga Aisyiyah dapat memahami cara penanganan bencana bagi anak-anak di sekolah. Kami juga ingin mewujudkan lembaga Aisyiyah sebagai sekolah ramah anak, tidak hanya melalui guru yang ramah, tetapi juga lembaga yang aman dan ramah bagi anak-anak," harap Utami Dwi Rahayu, S.Pd di akhir acara.
Penulis: Khoirul Fahri Arrijal, S.Ked