Muhammadiyah Dorong Kesatuan Umat Melalui KHGT, Langkah Menuju Era Baru

Adi menjelaskan bahwa KHGT bukan sekadar menyelesaikan perbedaan penentuan hari besar seperti Hari Arafah, tetapi juga menjadi simbol persatuan dalam keragaman geografis umat Islam.

“KHGT adalah langkah strategis untuk menyatukan umat Islam dalam satu tanggal global. Ini bukan sekadar persoalan hisab, tetapi wujud nyata persatuan umat,” ujar Adi.

Menurutnya, KHGT hadir sebagai solusi dari tantangan yang timbul akibat kriteria hisab lokal yang sering menimbulkan perbedaan antarwilayah. Misalnya, metode Wujudul Hilal (WH), meski cocok secara lokal, belum mampu menjembatani kebutuhan umat lintas negara.

“Dengan mengadopsi KHGT, Muhammadiyah telah memulai era baru globalisasi ibadah Islam yang harmonis,” tambah Adi.

Ia juga menekankan bahwa KHGT dirancang dengan pendekatan modern dan berbasis ilmu pengetahuan, mencerminkan visi Muhammadiyah sebagai organisasi Islam yang inklusif dan progresif.

“Kami ingin memberikan kontribusi nyata kepada dunia Islam melalui kalender yang diterima secara global. Ini adalah bentuk nyata rahmatan lil alamin,” katanya.

	Peserta Sosialisasi KHGT PDM Kabupaten Jember (Syahroni Nur Wachid/JemberMu.com)

Adi memaparkan bahwa prinsip utama KHGT adalah “1 Hari 1 Tanggal,” yang memungkinkan seluruh umat Islam di dunia memulai bulan Hijriah secara serentak. Sistem ini dirancang untuk menghilangkan perbedaan dalam pelaksanaan ibadah seperti wukuf di Arafah dan Idul Adha, sehingga momen-momen penting dapat dirayakan secara bersama-sama.

Sebagai langkah lanjutan, Adi mengajak seluruh elemen umat untuk mendukung implementasi KHGT sebagai bagian dari modernisasi dan harmonisasi ibadah Islam. Sosialisasi di berbagai zona bertujuan memberikan pemahaman mendalam tentang urgensi dan manfaat kalender ini.

“Kesadaran kolektif umat Islam terhadap KHGT adalah kunci keberhasilan penerapan kalender ini,” tegasnya.

Melalui KHGT, Muhammadiyah berkomitmen mempromosikan persatuan umat Islam secara global. Langkah ini tidak hanya penting dalam konteks keagamaan, tetapi juga sebagai simbol solidaritas dan keselarasan di tengah tantangan dunia modern.

Adi Damanhuri MSi menyampaikan materi KHGT (Syahroni Nur Wachid/JemberMu.com)

Penulis : Syahroni Nur Wachid